"Tiba saatnya ketika semua telah musnah, kamu akan merasakan sebuah kerinduan yang teramat, kerinduan akan sebuah keharmonisan dan kesederhanan hidup, kerinduan akan adat yang telah mengandung mu, serta kerinduaan akan alam yang telah memberi mu nafas kehidupan'' (Micheal Yoga Anes, 2011)
Rumah Radakng dikenal sebagai Rumah Adat terbesar di Indonesia dan sudah mendapatkan gelar dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Masyarakat Kalimantan Barat pasti sudah mengenal tempat ini. Desain dengan gaya tradisional khas Suku Dayak dibalut nuansa modern tanpa meninggalkan sentuhan adatnya, dengan panjang 138 m, lebar 5 m, dan tinggi mencapai 7 m, dengan halaman serta ruangan yang luas dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas budaya. Rumah Radakng saat ini sudah menjadi tempat destinasi bagi para wisatawan. Rumah Radakng terbesar di kalimantan barat bertempat di Jl. Sutan Syahrir Kota Baru, Pontianak, Kalimantan Barat
Rumah Radakng merupakan replika dari Rumah adat Suku Dayak, yang biasa dikenal dengan Rumah Panjang. Bagi suku Dayak, Rumah adat merupakan simbol dari rasa kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan, serta gotong royong yang terjalin dalam kehidupan Suku Dayak. Rumah Radakng diresmikan pada tahun 2013, dibangun guna memelihara dan melestarikan kebudayaan Dayak. Rumah Radakng sering digunakan sebagai tempat festival budaya, seperti pementasan dan bazar makanan serta jajanan tradisional.
Rumah Radakng Asli

Rumah Radakng asli terletak di Kabupaten Landak, tepatnya di Kampung Sahapm, Pahauman, Kalimantan Barat. Rumah Adat ini dikenal dengan nama Rumah Panjang, dibanguan pada tahun 1875. Seperti namanya, Rumah Adat ini panjangnya sekitar 300 m dan di huni oleh Suku Dayak secara turun temurun.
Sejak terjadi penghancuran Rumah Adat Suku Dayak oleh pemerintah pada tahun 1965, Rumah Panjang di Kalimantan Barat sulit untuk ditemukan. Gaya hidup masyarakat Dayak yang tinggal dalam satu rumah dianggap sebagai gaya hidup komunis. Pemerintah menyatakan hidup bersama dalam satu rumah bertentangan dengan moral dan tidak sehat.
Sebagai bentuk pengamanan dari bintang buas, Rumah Panjang didesain tinggi karena pada kala itu masih banyak binatang buas. Selain itu, hal ini untuk menghindari serangan antar sub-suku Dayak pada zaman dahulu. Rumah Panjang memiliki 42 tangga, jumlah tangga tersebut disesuaikan dengan jumlah bilik atau kamar. Hal ini dikarenakan, Suku Dayak yang tinggal di Rumah Panjang mrmiliki kepercayaan jika salah satu penguni meninggal, saat pemakaman tidak boleh menggunakan tangga penghuni lain karena akan dianggap sial.
Rumah Panjang dibangun dari kayu ulin, kayu khas Kalimantan. Kayu ulin sangat kuat, semakin sering terkena air maka semakin bertambah kuat pula. Rumah Panjang Sahapm sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun masih banyak juga bagiannya yang masih asli dari sejak pertama kali dibangun. Jika ada anggota keluarga yang menikah, maka akan dibangun bilik yang baru sehingga semakin panjang hingga seperti sekarang. Namun, semakin mengalami perkembangan tidak semua keluarga membangun bilik baru karena terbatasnya tanah.
Apa rasanya, satu rumah dihuni 40 lebih keluarga? Hal unik seperti ini dapat anda saksikan di Rumah Panjang Sahapm, Pahauman, Kalimantan Barat.
Jika anda tertarik dan ingin melihat langsung kegiatan di Rumah Panajng Sahapm, dapat menghubungi kontak kami......
Sumber:
http://www.infoitah.net/2016/04/rumah-adat-radakng-kalimantan-barat.html
http://borneomisteri.blogspot.co.id/2016/03/rumah-radakng-rumah-adat-terbesar-di.html
0 komentar:
Posting Komentar